Followers My Blog
Mini Facebook
Mengapa Drupal, Bukannya Joomla ?
Bagi Anda yang datang dari lingkungan web development mungkin sudah tahu apa itu Joomla. Joomla adalah salah satu rival tertangguh Drupal dalam pasar CMS open source dunia. Di Indonesia, Joomla pun jauh lebih terkenal daripada Drupal – buktinya, di toko-toko buku favorit, Anda akan mudah menemukan buku mengenai Joomla. Buku tentang Drupal? Saya sih tak pernah melihatnya (akan sangat bagus lo kalau tutorial ini diterbitkan menjadi sebuah buku :P).
Jika Anda tidak tahu-menahu tentang Joomla, Anda tak perlu membaca bagian ini. Bagian ini ditujukan untuk memperkokoh iman kita terhadap Drupal :D.
Disclaimer: saya bukan seorang ahli Joomla, apa yang saya tulis adalah berdasarkan pengalaman pribadi dan hasil browsing. Jika ada perkataan saya yang salah, mohon dibetulkan dengan memberikan komentar. Terima kasih.
Infrastruktur yang Lebih Solid
Saat pertama kali melihat source code Joomla, saya langsung berpikir bahwa kode Joomla tidak begitu baik. Misalnya, saya tidak dapat melihat alasan mengapa ada perbedaan antara components, libraries, modules, dan plugins. Lalu dalam setiap file PHP ada kode-kode pengaman yang sebenarnya tidak diperlukan.
Drupal merupakan sebuah framework yang sangat solid dan fleksibel. Sebagai contoh, kelas-kelas pengguna dalam Joomla sudah terpatri sejak instalasi dan tidak dapat diubah sama sekali (hanya ada administrator, publisher, dll.). Dalam Drupal, kelas user dapat dibuat berapa saja. Anda ingin membagi tugas administrasi berita dan forum ke dua orang yang berbeda, dan masing-masing dilarang mengganggu kerja yang lain? Tidak masalah dalam Drupal. Drupal juga sangat baik dalam hal kategorisasi konten.
Sama seperti pembangunan kota, infrastruktur yang baik merupakan bekal yang sangat penting bagi kehidupan sebuah proyek CMS.
Support untuk Database Selain MySQL
Drupal 6 telah memiliki database abstraction layer sendiri. Berarti, akan sangat mudah untuk menggunakan RDBMS lain selain MySQL. Joomla, sayangnya, hanya dapat digunakan untuk MySQL, dan untuk mengubah hal tersebut akan ada sangat banyak kode yang harus ditulis ulang karena banyak query dalam Joomla yang hanya khusus dimengerti oleh MySQL.
Update Otomatis
Drupal dapat diatur agar memberitahu administrator setiap ada update untuk modul-modul yang digunakan serta update pada core Drupal itu sendiri. Jadi, Anda tak perlu lagi memeriksa setiap modul yang digunakan untuk melakukan update. Hal ini penting sekali lo kalau website Anda punya banyak musuh, agar website Anda selalu terjaga dari kemungkinan-kemungkinan hacking.
Fitur-fitur yang Modular
Bisakah Anda mematikan fitur komentar dalam Joomla, sampai tidak ada satupun kode untuk fitur komentar yang digunakan? Bisakah Anda mematikan fitur upload gambar? Bisakah Anda mematikan fitur upload file? Dengan Drupal, bisa.
Selain itu, karena sistemnya yang fleksibel sekaligus ketat, banyak modul Drupal yang saling menambah fitur satu sama lain. Di Joomla, ada banyak extension yang memiliki fitur yang (hampir) sama, atau hanya merupakan gabungan dari dua extension.
Development Cycle yang Cepat
Anda dapat melihat sendiri kecepatan development Drupal dengan Joomla. Sebagai contoh, Drupal 6 dirilis lebih dahulu daripada Joomla 1.5, padahal versi Joomla sebelumnya sudah lebih tua daripada versi Drupal terdahulu.
Selain itu para developer Drupal sangat yakin akan fitur-fitur yang mereka tambahkan dalam setiap rilis, sampai-sampai mereka berkomitmen bahwa setiap rilis yang menambah fitur akan menambah satu major version number (misalnya dari 5.7 ke 6.0). Berarti, ada sangat banyak perubahan dalam satu kali rilis – menambah major version itu layaknya melakukan upgrade dari Windows XP ke Windows Vista.
Bagaimana dengan Joomla? Dengan waktu development yang kurang lebih sama, mereka masih kurang percaya diri untuk menambah major version number dari 1 ke 2, mereka hanya menambahkan minor version number dari 1 ke 1.5. Tentu saja, penomoran versi tidak dapat dijadikan pegangan (yang mana yang menurut Anda lebih canggih – Linux Kernel 2.6 atau Photoshop 7.0?), tetapi kita punya gambaran umum mengenai banyaknya fitur-fitur yang dijejali dalam satu kali rilis.
Lebih Ringan / Lightweight
Joomla_1.5.1-Stable-Full_Package.tar.gz memiliki besar sekitar 3 MB lebih, sedangkan drupal-6.1.tar.gz hanya sebesar sekitar 1 MB. Saat diekstraksi, Joomla memiliki besar 12.2 MB; Drupal 3.3 MB. Perbedaannya hampir empat kali lipat! Selain itu, ada 3573 file di dalam Joomla_1.5.1-Stable-Full_Package.tar.gz. Dalam drupal-6.1.tar.gz? Hanya ada 463 file!
Mungkin Anda berpikir, mengapa masalah besar file saja menjadi masalah besar, bukankah hard disk di rumah saya saja sudah sebesar 40 GB / lebih, apalagi di server saya??? Bukan itu masalahnya. Makin sedikit besar file maka makin sedikit kode PHP yang ada. Maka:
- makin sedikit kode yang harus dieksekusi oleh webserver. Berarti webserver akan berjalan lebih cepat. Tentu saja di sini kita berasumsi (yang salah) bahwa semua kode dieksekusi di setiap request.
- makin sedikit tempat bug bersarang.
- makin sedikit jumlah kode yang harus dibaca seorang programer yang ingin mencoba meng-hack, memperbaiki, atau menambah fitur pada Joomla/Drupal.
Selain itu, kebutuhan ruang harddisk yang kecil juga sangat diperlukan untuk orang-orang yang menggunakan hosting murah dengan disk-space yang kecil (misalnya 10 MB atau 50 MB). Bayangkan saja, dengan hosting 10 MB, seseorang tidak dapat menginstall Joomla sama sekali, sedangkan ia dapat menginstall Drupal dan masih memiliki sisa ruang sebesar 6 MB lebih untuk database. Apalagi jika Anda menghitung waktu yang diperlukan untuk melakukan upload via FTP.
Support untuk Multiple Website
Dengan Drupal Anda akan diberikan pilihan untuk membangun lebih dari satu website dengan codebase yang sama. Berarti And ahanya perlu meng-upload Drupal, module, dan theme yang diperlukan sekali saja dan semua itu dapat digunakan untuk beberapa website di server yang sama. Jika Anda melakukan upgrade terhadap codebase, maka semua website Anda akan otomatis ter-update! Oke kan?
dikutip dari :
http://leapon.net/id/tutorial-drupal/mengapa-drupal-bukannya-joomla
0 komentar:
Posting Komentar